AKHIR
CERITA SANG KORUPTOR
Karya : Tri S. Budi
Sang surya mulai
memancarkan sinarnyake penjuru kota di negeri ini, tanda semua insan baik
anak-anak, remaja, dewasa, bahkan orang yang sudah tua untuk memulai aktivitas
sehari-hari. Kabar mengenai pemilihan umum akan diadakan menggemparkan negeri
ini. Tinggal menghitung hari saja. Menurut rencana pemilu pada kali ini
diadakan untuk memilih anggota legislative. Banyak calon legislatife dari
berbagai kader sudah memulai aksinya. Kampanye, menyebar pamflet, mengajak
piknik ke suatu tempat bahkan politik uang merajalela menjelang hari-hari
pemilihan umum berlangsung. Banyak caleg mengorbankan harta bendanya hanya
untuk bisa duduk di kursi parlemen. Seperti halnya Pak Andi, berangkat dari
keluarga yang mapan, lulusan ilmu politik dan pemerintahan dari universitas
terkemuka di negeri ini, mencoba keberuntungannya untuk menjadi anggota dewan.
Di mata keluarga Pak Andi jarang dekat dengan sesama anggota keluarga. Di
masyarakat pun, Pak Andi kurang bersosialisasi dengan tetangga sekitarnya.
Rumahnya tertutup bagi para tamu, entah itu keturunan dari lahir atau memang
sifat dari Pak Andi sendiri.
Pak Andi mempunyai
seorang istri yang bernama Atika. Dari hasil pernikahannya Pak Andi dan Bu
Atika di karuniai seorang putri cantik yang diberi nama Ardina Nur Annasai.
Kehidupan gelamor keluarga ini bisa ditunjukkan dengan Atika yang sering
belanja barang-barang branded di
tempat perbelanjaan terkenal serta Pak Andi yang suka pergi ke tempat hiburan
malam hingga pulang larut malam. Sang anak tidak diurus dengan baik. Sehingga
mereka mempercayai seorang pengasuh untuk merawat anaknya. Saat ini Pak Andi
telah mempersiapkan segala usaha agar bisa menjadi anggota dewan.
“Kalau tidak tahun ini,
kapan lagi. Masak harus nunggu lima tahun lagi.”, begitulah pikir Pak Andi.
Mobil mewah dan tanah
warisan orangtuanya ia jual untuk bisa menjadi anggota dewan. Padahal untuk
menjadi anggota dewan peluangnya sangat sedikit sekali. Beberapa hari kemudian,
pemilu berlangsung. Sebelumnya Pak Andi sudah menyuruh anak buahnya untuk
membagikan uang lima puluh ribu rupiah untuk satu pemilih. Cara apapun memang
dilakukan oleh Pak Andi. Suasana hati Pak Andi mulai deg-degan menunggu hasil
pemilu. Bukan hanya Pak Andi saja tetapi seluruh keluarga besar Pak Andi turut
merasakan deg-dgan itu.
“Jika tidak jadi saya
bakal rugi banyak.”, suara hati Pak Andi.
Tibalah saatnya
pengumuman hasil pemilu dan Pak Andi menjadi anggota dewan di negeri ini. Pak
Andi ditempatkan di komisi yang mengurusi alat infrastruktur negara. Singkat
cerita Pak Andi sedang menangani proyek pembangunan jalan tol lintas pulau.
Sebagai anggota dewan Pak Andi mempunyai wewenang penuh dalam proyek ini. Saat
pemilihan tender yang berhak
membangun proyek jalan tol lintas pulau adalah PT Majidson. Karena PT Darsono
Group tidak terima dengan hasil keputusan tersebut maka PT Darsono Group
mencoba menyuap Pak Andi. Pak Andi pun bingung apa yang harus dilakukan
sekarang. Sang istri yang tadi pagi meminta untuk dibelikan kalung yang terbuat
dari batu akik yang harganya sampai dua milyar. Kalau tidak mau dibelikan Bu
Atika minta cerai. Selain itu juga Bu Atika harus perawatan suntik botok yang menghabiskan ratusan juta.
Kebutuhan sang anak yang banyak seperti kebutuhan sekolah dan mainan. Atas pertimbangan
diatas maka Pak Andi menerima suap dari PT Darsono Group. Pak Andi diberi satu
unit apartemen, uang sebesar lima milyar dan tiga unit mobil sedan keluaran
terbaru.
Hari demi hari berlalu,
tiba-tiba Pak Andi di panggil di lembaga anti korupsi di negeri ini untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya yang sudah merugikan negara. Keputusan
lembaga pengadilan menyatakan bahwa Pak Andi dihukum semur hidup dan denda dua
milyar. Pak Andi selama ini pernah berpikir bahwa rakyatnya masih banyak yang
membutuhkan. Dari dapilnya sendiri banyak keluarga yang masih miskin. Harusnya
sebagai pejabat publik ia harus bisa mewujudkan aspirasi dari rakyatnya buka
menjadi koruptor. Tapi itulah risiko menjadi anggota dewan. Pak Andi mendekam
di penjara, sedang anak dan istri menangis setiap hari tanpa henti. Akhirnya Bu
Atika minta cerai kepada Pak Andi dan keluarga Pak Andi hancur entah tak tau
gimana. Tak beberapa kemudian Bu Atika meninggal karena kecelakaan serta Pak
Andi yang bunuh diri setelah meminum racun tikus. Sedangkan anaknya dititipkan
ke panti asuhan. TAMAT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar